Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak tiba-tiba terganggu, menyebabkan kerusakan sel-sel otak yang dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian. Menurut World Health Organization, stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia dan penyebab utama disabilitas pada orang dewasa. Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan salah satu metode utama yang digunakan oleh para dokter untuk mendiagnosis stroke dan menentukan jenis stroke yang dialami pasien.
Apa itu MRI?
MRI adalah teknologi pencitraan medis yang menggunakan medan magnet kuat, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar detil dari organ dan struktur dalam tubuh. MRI sangat berguna untuk mendiagnosis berbagai kondisi medis, termasuk stroke, karena kemampuannya menghasilkan gambar yang tajam terhadap jaringan otak.
Baca juga : Peran Digital Substraction Angiography pada Stroke
Bagaimana MRI Bekerja untuk Mendeteksi Stroke??
Pada pemeriksaan MRI, pasien akan diletakkan di dalam tabung MRI yang dikelilingi oleh medan magnet kuat. Ketika gelombang radio dipancarkan, proton di dalam tubuh akan mengalami perubahan posisi. Ketika gelombang radio dihentikan, proton kembali ke posisi semula, melepaskan energi yang dapat dideteksi oleh sensor MRI. Komputer kemudian mengolah informasi ini untuk menghasilkan gambar jaringan otak yang bisa dianalisis oleh dokter.
Pada kasus stroke, MRI sangat berguna dalam membedakan antara stroke iskemik (akibat penyumbatan pembuluh darah) dan stroke hemoragik (akibat pecahnya pembuluh darah). MRI juga dapat menggambarkan area otak yang mengalami kerusakan akibat stroke, sehingga dokter dapat merencanakan langkah pengobatan yang tepat.
Kelebihan MRI dalam Mendeteksi Stroke
MRI memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode pencitraan lain dalam mendeteksi stroke, seperti CT scan (Computed Tomography). Beberapa kelebihan tersebut meliputi:
- Akurasi yang Lebih Tinggi: MRI dianggap lebih akurat dalam mendeteksi stroke, terutama pada tahap awal. MRI juga lebih baik dalam mengidentifikasi perubahan jaringan otak yang disebabkan oleh stroke.
- Tidak Menggunakan Radiasi: Berbeda dengan CT scan, MRI tidak menggunakan radiasi ionisasi, sehingga lebih aman bagi pasien, terutama bagi wanita hamil dan anak-anak.
- Mengidentifikasi Penyebab Stroke: MRI juga dapat mengungkapkan informasi tentang penyebab stroke, seperti adanya kelainan pembuluh darah atau tumor, yang mungkin mempengaruhi pilihan pengobatan.
Kapan Sebaiknya Melakukan Pemeriksaan MRI pada Stroke?
Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan MRI pada stroke sangat penting dalam menentukan langkah pengobatan yang efektif. Pada umumnya, pemeriksaan MRI sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah gejala stroke muncul. Dalam kasus stroke iskemik, semakin cepat pengobatan diberikan, semakin baik kesempatan pasien untuk pulih tanpa kerusakan permanen. Pada stroke hemoragik, pemeriksaan MRI yang cepat membantu dokter untuk menentukan sumber perdarahan dan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan perdarahan tersebut.
Apa yang Harus Dilakukan Pasien Sebelum Pemeriksaan MRI?
Sebelum menjalani pemeriksaan MRI, pasien harus memberi tahu dokter tentang riwayat medis dan alergi yang dimiliki. Beberapa kondisi medis dan perangkat implan, seperti pacemaker dan implant koklea, mungkin tidak kompatibel dengan medan magnet MRI. Selain itu, pasien harus mengenakan pakaian yang nyaman tanpa logam dan menghindari memakai perhiasan atau aksesori yang mengandung logam.
Baca juga : Pentingnya Pemeriksaan Ultrasonografi untuk Pemeriksaan Pembuluh Darah Leher
Pemeriksaan MRI pada stroke merupakan metode diagnostik penting yang membantu dokter dalam mendiagnosis jenis stroke dan merencanakan pengobatan yang tepat. Dengan keakuratan yang tinggi, kemampuan mengidentifikasi perubahan jaringan otak, dan tidak menggunakan radiasi ionisasi, MRI menjadi pilihan utama dalam mendiagnosis stroke, terutama pada tahap awal. Pasien yang mengalami gejala stroke harus segera menjalani pemeriksaan MRI untuk meningkatkan peluang pemulihan yang lebih baik.
[…] Keunggulan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dalam Diagnosis Stroke […]