Sickle cell disease (SCD) merupakan gangguan genetik yang menyebabkan sel darah merah mengalami deformasi dan berbentuk seperti sabit. Keadaan ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, salah satunya adalah risiko stroke yang lebih tinggi pada penderita SCD. Pemeriksaan transcranial Doppler (TCD) telah menjadi alat diagnostik yang penting dalam mendeteksi dan memantau perkembangan SCD pada pasien.
Pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD)
TCD adalah suatu teknik pencitraan non-invasif yang menggunakan gelombang suara (ultrasonografi) untuk mengukur aliran darah melalui arteri di otak. TCD berguna untuk mengidentifikasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko stroke pada penderita SCD. Pemeriksaan ini juga dapat memantau efektivitas pengobatan dan perubahan kondisi pasien secara berkala.
Baca juga : Pemantauan Aliran Darah Otak pada Stroke dengan Pemeriksaan Transcranial Doppler
Pentingnya TCD pada Sickle Cell Disease
SCD dapat meningkatkan risiko stroke karena sel darah merah yang mengalami deformasi lebih mudah menggumpal dan menyumbat aliran darah di pembuluh darah otak. Stroke merupakan komplikasi yang serius dan dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, deteksi dini dan pemantauan kondisi pembuluh darah otak pada penderita SCD sangat penting.
Pemeriksaan TCD dapat menilai kecepatan aliran darah melalui arteri di otak dan mengidentifikasi area yang mengalami penyumbatan atau penyempitan. Dengan mengidentifikasi area yang mengalami penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah otak, dokter dapat merencanakan strategi pengobatan yang tepat, seperti terapi transfusi darah atau penggunaan obat-obatan tertentu, untuk mengurangi risiko stroke pada penderita SCD. Selain itu, pemantauan kondisi pasien secara berkala dengan TCD memungkinkan dokter untuk menyesuaikan pengobatan sesuai dengan perubahan kondisi pasien.
Studi tentang TCD pada Sickle Cell Disease
Beberapa penelitian telah menunjukkan keberhasilan pemeriksaan TCD dalam mengurangi risiko stroke pada penderita SCD. Studi oleh Adams et al. (1998) menemukan bahwa TCD dapat mengidentifikasi anak-anak dengan SCD yang berisiko tinggi mengalami stroke dan bahwa pengobatan preventif dapat mengurangi risiko stroke pada populasi ini hingga 90%. Studi lain oleh Lee et al. (2006) juga menunjukkan bahwa TCD efektif dalam memprediksi risiko stroke pada anak-anak dengan SCD.
National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) dan American Society of Hematology (ASH) merekomendasikan agar anak-anak dengan SCD memulai skrining TCD pada usia 2 tahun dan berlanjut setiap tahun hingga usia 16 tahun. Jika kecepatan aliran darah abnormal terdeteksi, dokter dapat memulai transfusi darah atau terapi lain untuk mengurangi risiko stroke.
Baca juga : Penyakit Moyamoya, Pemicu Stroke pada Usia Muda
Pemeriksaan TCD merupakan prosedur yang non-invasif, aman, dan relatif mudah dilakukan. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk digunakan pada anak-anak dan orang dewasa yang menderita SCD. Namun, penting untuk diingat bahwa TCD tidak dapat menggantikan perawatan medis yang komprehensif. Penderita SCD harus tetap menjalani perawatan rutin dengan dokter hematologi untuk mengendalikan penyakit dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Meskipun TCD telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko stroke pada penderita SCD, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk memahami sepenuhnya bagaimana teknik ini dapat digunakan secara optimal. Penelitian lebih lanjut akan membantu meningkatkan keakuratan dan efektivitas TCD dalam mendiagnosis dan memantau SCD serta mengidentifikasi strategi pengobatan yang paling efektif.