Gangguan menelan atau disfagia merupakan salah satu gejala stroke yang sering menetap ketika pasien sudah dipulangkan dari perawatan rumah sakit. Data dari Asosiasi Stroke menunjukan sekitar 50% penyintas stroke meninggalkan rumah sakit dengan kesulitan menelan.
Disfagia terjadi akibat terganggunya kemampuan pasien untuk mengendalikan otot-otot mengunyah, lidah, dan gangguan pada refleks menelan. Gangguan ini dapat mengganggu proses rehabilitasi pasien karena dapat menyebabkan malnutrisi dan sering juga menyebabkan komplikasi berupa pnemonia aspirasi. Pnemonia aspirasi sendiri adalah infeksi paru-paru akibat tersedak / masukan makanan ke dalam saluran napas.
Baca Juga : Mengenal Gangguan Menelan Pada Penderita Stroke
Pemberian nutrisi pasien stroke selama perawatan ditentukan oleh dokter dimana pada prinsipnya pemberian terapi enteral (melalui sistem pencernaan) lebih diutamakan dibanding nutrisi parenteral (melalui pembuluh darah langsung lewat infus). Jalur pemberian nutrisi enteral pun ditentukan berdasarkan kondisi kesadaran dan kemampuan menelan pasien, bisa melalui selang NGT (hidung-lambung), PEG (selang langsung ke lambung), PEJ (selang langsung ke usus halus), atau melalui mulut. Namun artikel kali ini lebih berfokus kepada strategi sederhana yang bisa dilakukan di rumah oleh care giver pasien disfagia pasca stroke yang masih dalam kondisi sadar, namun kesulitan untuk menelan. Terdapat 2 komponen utama yang harus diperhatikan dalam proses rehabilitasi gangguan menelan yaitu rehabilitasi kemampuan motorik untuk menelan dan mengatur jenis makanan yang diberikan.
Berikut merupakan beberapa latihan sederhana yang bisa dipraktekan di rumah:
1. Shaker exercise : Lakukan 3 kali sehari
Berbaring di permukaan yang rata tanpa bantal, angkat kepala hingga dagu menyentuh dada (hingga dapat melihat jari kaki). Pertahankan kepala selama 60 detik, lalu istirahat 60 detik. Ulangi 3 kali proses tersebut.
2. Stretch exercise
Tengadahkan kepala ke belakang lalu buka mulut, kemudian dorong rahang bawah ke arah atas (ke arah hidung) hingga terasa tarikan di bagian depan leher. Tahan posisi tersebut selama 5 detik
3. Supraglotic swallow : latihan proteksi jalan napas
Tahan napas (seperti sedang mengejan). Kemudian telan liur, lalu hembuskan napas bersamaan dengan batuk, kemudian telan liur kembali
4. Latihan dasar lidah : untuk mendorong makanan melewati tenggorokan ke esofagus (kerongkongan)
– Julurkan lidah, lalu tahan diantara bibir. Telan liur sambil tetap mempertahankan posisi lidah di depan
– Menguap sambil menahan posisi lidah di belakang selama 5-10 detik
5. Latihan rahang : meningkatkan fleksibilitas membuka mulut
– Buka mulut selebar mungkin, tahan selama 30 detik, lalu tutup
– Berpura-pura mengunyah, gerakan rahang seperti memutar. Mulai dengan mulut tertutup, lalu bertahap buka lebih lebar
Baca Juga : Neuromodulasi, Harapan Baru Penderita Stroke ?
Jenis tekstur makanan harus diberikan secara bertahap pada pasien disfagia, dimulai dari :
1. Pureed = makanan berupa cairan kental lebih mudah untuk ditelan dan lebih aman karena dapat melewati faring secara perlahan guna mencegah terjadinya aspirasi/tersedak. Jadi untuk fase awal pemberian makanan pasien disfagia, bisa dimulai dengan berbagai jenis cairan kental seperti bubur, mashed potato, yogurt kental, atau sup yang diberi tepung atau pengental.
2. Minced and moist = Setelah bisa ditoleransi dengan baik, baru meningkat ke makanan yang di cincang dengan ukuran < 4 mm seperti ikan, daging, atau sayuran yang di cincang agak halus.
3. Soft and bite sized = Kemudian jika jenis minced bisa ditoleransi dengan baik, bisa meningkat lagi menjadi makanan yang lembek berukuran bite-sized yaitu 1,5 x 1,5 cm.
4. Tekstur normal
Referensi :
1. Stroke association. What to eat with swallowing difficulties after a stroke. https://www.stroke.org.uk/news/what-eat-swallowing-difficulties-after-stroke
2. NHS South Tees Hospital. Rehabilitative swallowing exercises. https://www.southtees.nhs.uk/resources/rehabilitative-swallowing-exercises/
3. Mangalik G, Laurensia AR, Ariestiningsih AD. Diet Management with Dysphagia Condition in Stroke Patients: A Literature Review. Amerta Nutrition. 2023. Amerta Nutrition; 7 (3), 468-477.