Stroke pada Usia Muda, Apa Faktor Risikonya?

Stroke merupakan penyakit tidak menular yang dahulu diyakini hanya terjadi pada populasi lanjut usia. Namun beberapa tahun terakhir, angka kejadian stroke cenderung semakin meningkat pada populasi dewasa muda dan hal ini semakin mengkhawatirkan. Kejadian stroke pada pasien berusia 20-44 tahun meningkat dari 17/100.000 orang pada tahun 1993, menjadi 28/100.000 orang pada tahun 2015.

Peningkatan tersebut terjadi di seluruh dunia, dimana didapatkan hasil serupa pada penelitian di Belanda, Perancis, dan India. Data saat ini menunjukan bahwa 10-15% diantara semua pasien stroke masih berusia 18-45 tahun. Meskipun angka kematian oleh karena stroke masih lebih rendah dibandingkan penyakit jantung, namun stroke merupakan penyebab disabilitas nomor 1 di dunia.

Baca Juga : Penyakit Moyamoya, Pemicu Stroke pada Usia Muda

Seperti yang diketahui bahwa penderita stroke penyumbatan jauh lebih banyak dibandingkan stroke perdarahan. Hal serupa juga ditemukan pada populasi stroke usia muda. Faktor risiko stroke secara umum juga sama pada populasi usia muda maupun usia lanjut, namun pada populasi usia muda, terdapat beberapa kondisi yang lebih sering ditemui.

Kondisi yang dimaksud antara lain adalah kelainan jantung bawaan (patent foramen ovale), kelainan darah (anemia bulan sabit, hemofilia, defisiensi protein C dan S), malformasi pembuluh darah otak (aneurisma, malformasi arteri-vena, moya-moya) atau gangguan pemubuluh darah (vaskulopati, vaskulitis).

Kondisi medis tersebut memang lebih banyak terjadi pada populasi muda, namun sama seperti pada populasi lansia, secara umum penyebab stroke pada usia muda lebih didominasi oleh faktor risiko yang bisa dimodifikasi seperti hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus. Berdasarkan data dari CDC (Centers of Disease Control and Prevention), di Amerika sekitar 23% populasi 18-39 tahun menderita hipertensi, yang mana diketahui menigkatkan risiko stroke 2 kali lipat.

Baca Juga : Mengapa Stroke Lebih Sering Menyerang Wanita?

Faktor risiko nyata yang juga sering dilupakan dan menjadi “tren” saat ini adalah inaktivitas fisik, dimana generasi muda yang banyak terpapar gadget menjadi lebih jarang bermain keluar, lebih jarang berolahraga, dan berdampak langsung terhadap peningkatan penderita obesitas pada usia muda. Penelitian di Eropa menunjukan bahwa pada populasi 18-55 tahun yang memiliki tingkat aktivitas rendah mencapai hampir 60%. Hal ini masih ditambah dengan konsumsi alkohol dan juga rokok pada populasi dewasa muda yang masih tinggi.

Peningkatan angka penyakit kardiovaskular (stroke dan serangan jantung) saat ini sangat mengkhawatirkan dan sudah sangat nyata. Meskipun ada kondisi-kondisi bawaan yang tidak bisa dimodifikasi, namun faktanya mayoritas faktor risiko yang ada masih bisa diperbaiki dengan usaha yang sederhana.

Mari mulai berolahraga rutin dengan bersepeda atau berjalan setiap hari, memilih makanan dan jajanan yang lebih sehat dengan meninggalkan produk dalam kemasan dan menggantinya dengan buah segar, mengganti alkohol dengan jus saat sedang berkumpul dengan teman, serta menghentikan kebiasaan merokok secepatnya.

Terakhir Diperbaharui : 21 Februari 2024

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here