Anda mungkin sering mendengar istilah Transient Ischemic Attack (TIA) atau dalam bahasa awam sering disebut stroke ringan. Banyak orang yang mengabaikan gejala stroke ringan ini. Padahal jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan gejala stroke yang lebih berat di kemudian hari.
Mekanisme terjadinya TIA sama dengan stroke yaitu adanya bekuan darah yang menyumbat aliran darah otak. Bekuan darah ini umumnya berasal dari pembuluh darah leher ataupun dari jantung.
Pada TIA sumbatan ini hancur atau terlepas dengan sendirinya sehingga gejala bersifat sementara dan hilang dalam beberapa menit. Sebagian besar gejala TIA akan hilang dalam waktu 1 jam walaupun pada beberapa kasus dapat bertahan hingga 24 jam.
Baca Juga : Stroke pada Usia Muda, Apa Faktor Risikonya?
Bagaimana Gejala Stroke Ringan?
Gejala TIA mirip dengan yang ditemukan pada awal stroke seperti :
- Kelemahan atau kesemutan pada wajah. Wajah penderita nampak tidak simetris, tidak bisa tersenyum, tidak dapat mengerutkan dahi, atau mulut turun ke bawah.
- Kelemahan atau kesemutan pada lengan atau kaki pada salah satu sisi tubuh. Penderita TIA tidak mampu untuk mengangkat kedua lengan dan tungkai secara bersamaan.
- Suara penderita mendadak pelo, cadel, atau tidak jelas. Pada beberapa kasus penderita tidak mampu berbicara sama sekali atau tidak mengerti apa yang dibicarakan orang lain.
- Pandangan kabur hingga kebutaan pada salah satu atau kedua mata. Penderita juga dapat mengeluhkan penglihatan ganda yang muncul mendadak.
- Serangan vertigo atau pusing berputar yang dirasakan mendadak. Pada gejala yang lebih ringan muncul sensasi bergoyang atau ingin jatuh akibat gangguan keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Anda mungkin mengalami lebih dari satu TIA, dimana gejala yang terjadi dapat berbeda-beda bergantung bagian otak yang terkena.
Mengapa Stroke Ringan Berbahaya?
Walaupun gejala TIA hanya bertahan sesaat, ternyata data statistik penelitian memberikan gambaran yang mengerikan.
- Risiko terjadinya stroke sangat tinggi pada 90 hari pertama pasca serangan TIA, dimana 9-17 % penderita TIA akan mengalami serangan stroke pada 90 hari pertama.
- Pada 12% penderita TIA akan meninggal dalam 1 tahun pertama akibat serangan stroke lanjutan yang berat.
- Dari 12% penderita stroke, ternyata mereka pernah mengalami setidaknya satu serangan TIA sebelumnya.
Baca Juga : Kapan Sebaiknya Rehabilitasi Pasca Stroke Dimulai?
Apa yang Harus Anda Lakukan Setelah Mengalami Stroke Ringan?
Ketika anda sudah mengalami serangan TIA, anda harus memberikan perhatian lebih terhadap faktor-faktor risiko TIA dan stroke yang ada pada diri anda. Faktor-faktor risiko stroke yang umum adalah hipertensi, diabetes, dislipidemia serta gangguan irama jantung.
Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko stroke yang anda miliki. Kemudian dokter akan memberikan penatalaksanaan terbaik terkait faktor risiko yang anda miliki.
Dokter juga mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan canggih untuk membantu menemukan faktor risiko anda. Beberapa pemeriksaan canggih yang mungkin disarankan meliputi pemeriksaan CT Scan atau MRI Kepala untuk memeriksa struktur dan anatomi otak serta pembuluh darah otak.
Pemeriksaan tambahan seperti rontgen toraks, elektrokardiografi, ekokardiografi serta holter monitoring akan dilakukan oleh dokter spesialis jantung jika didapatkan kecurigaan penyebab TIA/stroke yang berasal dari jantung.
Terakhir diperbaharui : 9 April 2021
[…] Baca Juga : Waspada Stroke Ringan, Jika Disepelekan Berakibat Fatal […]