Hubungan antara konsumsi alkohol dan insiden kejadian stroke sudah banyak diteliti. Alkohol dapat meningkatkan risiko stroke karena alkohol sudah terbukti terkait dengan peningkatan tekanan darah, fibrilasi atrial, diabetes melitus, obesitas, dan kerusakan hati. Penelitian-penelitian lama sampai yang terbaru sepakat bahwa konsumsi alkohol berlebih berisiko untuk meningkatkan risiko stroke 1,5–2 kali lipat, baik itu stroke iskemik (penyumbatan) maupun stroke hemoragik (perdarahan). Namun yang masih menjadi perdebatan di masyarakat, terutama pada kalangan muda adalah apakah social drinker juga dapat meningkatkan risiko stroke?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hal tersebut, mungkin perlu ditekankan bahwa dalam penelitian ilmiah, tidak ada istilah social drinker. Dalam masyarakat, social drinker adalah mereka yang mengkonsumsi alkohol hanya sesekali, bersama teman-teman/kerabat pada suatu acara tertentu, dalam jumlah yang terbatas. Mungkin dalam definisi ilmiah, social drinker bisa dikategorikan sebagai populasi yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah rendah (1-7 unit/minggu). Definisi 1 unit adalah 10 ml alkohol murni yang jika diterjemahkan ke jenis minuman menjadi 250 ml bir (alkohol 3,6%) atau 90 ml wine (alkohol 12%) atau 25 ml spirit (alkohol 40%).
Penelitian yang dipublikasi tahun 2023 oleh American Academy of Neurology dengan melibatkan >25.000 subjek menyimpulkan bahwa konsumsi alkohol tinggi (> 14 unit pada wanita dan > 21 unit pada pria / minggu) dan sedang (7-14 unit pada wanita dan 7-21 unit pada pria / minggu) terbukti meningkatkan risiko stroke. Namun konsumsi alkohol rendah (1-7/minggu) memiliki hasil yang variatif, dimana secara keseluruhan disimpulkan konsumsi alkohol rendah tidak berhubungan dengan kejadian stroke, namun pada populasi di Eropa Barat dan Amerika Utara, konsumsi rendah justru menimbulkan efek proteksi terhadap stroke, sementara pada populasi di India konsumsi rendah justru meningkatkan risiko stroke. Hal ini mungkin disebabkan oleh jenis minuman yang dikonsumsi, namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menarik kesimpulan akan hal itu.
Meskipun terdapat variasi data, WHO menyatakan bahwa tidak ada kadar/jumlah alkohol yang aman dikonsumsi karena alkohol dikategorikan sebagai karsinogen kelompok 1 yang setara dengan asbestos, radiasi, dan tobako. Jadi selain risiko stroke, alkohol juga erat dikaitkan dengan kejadian kanker. Sehingga sangat disarankan untuk mengurangi bertahap untuk peminum berat dan menghentikan konsumsi alkohol bagi social drinker. Mengurangi konsumsi alkohol dari tinggi ke rendah dapat mengurangi risiko stroke iskemik sebanyak 17%.
Untuk social drinker, jika memang terpaksa harus “minum”, bisa dilakukan beberapa tips berikut guna mengurangi risiko terhadap kesehatan:
– Minum secara lambat
– Minum sambil mengkonsumsi makanan
– Bergantian minum alkohol dan air
– Gunakan gelas yang lebih kecil
– Hitung alkohol yang sudah dikonsumsi per minggu
– Ganti alkohol dengan minuman alternatif non-alkohol
Terakhir Diperbaharui : 11 Januari 2024
[…] Apakah Sesekali Mengonsumsi Alkohol Dapat Menyebabkan Stroke? […]