Semakin Sering Merokok, Semakin Besar Kemungkinan Stroke

Merokok telah diketahui secara luas sebagai faktor risiko dari stroke. Akan tetapi angka prevalensi penggunaan tembakau di Indonesia tidak banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Badan Pusat Statistik, data persentase merokok pada penduduk Indonesia berumur > 15 tahun pada tahun 2020 mencapai 28,69%.

Data yang ada menunjukkan bukti yang meyakinkan keterkaitan merokok dengan risiko stroke. Seorang perokok memiliki risiko 2 – 4x  peningkatan risiko stroke dibandingkan dengan bukan perokok, atau seseorang yang sudah berhenti merokok lebih dari 10 tahun.

Risiko bahkan meningkat 6x jika populasi perokok dibandingkan dengan seseorang yang tidak pernah terpapar sama sekali dengan lingkungan perokok di sekitarnya (perokok pasif)

Baca Juga : Apakah Sesekali Mengonsumsi Alkohol Dapat Menyebabkan Stroke?

Semakin sering merokok ternyata juga konsisten dengan semakin meningkatnya risiko terkena stroke. Penelitian tahun 1989 menunjukkan bahwa seseorang yang merokok 20 batang/hari memiliki risiko terkena stroke 1,3x lebih tinggi dibandingkan merokok 10 batang/hari.

Begitu juga dengan penelitian pada kelompok wanita muda yang menemukan data yang serupa, dimana terjadi peningkatan risiko stroke 2.2x untuk konsumsi 1-10 batang/hari, 2,5x untuk konsumsi 11-20 batang/hari, 4,3x untuk konsumsi 21-39 batang/hari, dan 9,1x untuk 40 batang atau lebih/hari.

Bagaimana merokok dapat menyebabkan terjadinya stroke? Berdasarkan penelitian ternyata merokok menyebabkan peningkatan koagulabilitas darah, viskositas darah, kadar fibrinogen, dan meningkatkan agregasi platelet.

Selain itu merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah, menurunkan kolesterol baik, dan meningkatkan kolesterol jahat. Semua hal ini akan menyebabkan kerusakan perlahan-lahan pada dinding pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke penyumbatan maupun perdarahan.

Sementara merokok terbukti merupakan salah satu faktor risiko utama stroke, terdapat beberapa fakta yang dapat ditekankan kepada seseorang sebagai motivasi untuk berhenti merokok.

Hubungan kuantitas merokok dengan risiko stroke sudah ditemukan dengan jelas, Jadi memberikan edukasi dan pemahaman kepada seseorang untuk mengurangi frekuensi merokok terbukti dapat menurunkan risiko stroke. Walaupun tentunya ini bukan hal yang ideal.

Baca Juga : Mengapa Banyak Penderita Diabetes Yang Mengalami Stroke?

Idealnya adalah seseorang dapat berhenti total merokok. Beberapa efek kesehatan baik yang telah terbukti dan dapat terjadi dalam beberapa waktu ke depan setelah berhenti merokok adalah sebagai berikut.

  • Dalam 20 menit, tekanan darah akan turun ke angka sebelum merokok
  • Dalam 8 jam, kadar karbon monoksida di dalam darah akan kembali normal
  • Dalam 24 jam, risiko serangan jantung akan menurun
  • Dalam 2 minggu – 3 bulan, sirkulasi darah membaik dan fungsi paru-paru meningkat
  • Dalam 1-2 bulan, risiko stroke akibat gangguan koagulabilitas darah kembali normal
  • Dalam 1-9 bulan, paru-paru mendapatkan kembali fungsi siliari normalnya sehingga menurunkan risiko terjadinya infeksi
  • Dalam 1 tahun, risiko penyakit jantung berkurang hingga separuhnya
  • Dalam 5 tahun, pada sebagian besar orang risiko stroke akan sama dengan bukan perokok
  • Dalam 10 tahun, risiko kanker paru berkurang 50% dibandingkan perokok aktif. Risiko kanker mulut, kerongkongan, esofagus, hati, ginjal, dan pankreas juga menurun.
  • Dalam 15 tahun, risiko penyakit jantung akan kembali sama dengan bukan perokok.

Terakhir diperbaharui : 2 April 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here