Stroke merupakan salah satu penyakit penyebab kematian dan disabilitas terbanyak di dunia. Disabilitas pada stroke sebagian besar merupakan gangguan fisik seperti kelemahan anggota gerak, kesulitan bicara, dan gangguan fungsi kognitif (kemampuan berpikir). Namun gangguan fungsi seksual sangat jarang dibahas meskipun sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien pasca stroke dengan jumlah penderita yang tidak sedikit. Berdasarkan penelitian, kejadian disfungsi seksual pasca stroke dapat mencapai 20-95%. Banyaknya penderita tidak berbanding lurus dengan jumlah pasien yang berobat karena adanya faktor kultural di Indonesia yang masih kurang terbuka untuk membahas permasalahan seksual.
Baca Juga : Apakah Mandi Air Dingin Pada Malam Hari Meningkatkan Risiko Stroke?
Disfungsi seksual pasca stroke sebenarnya dapat dirasakan oleh pria maupun wanita, namun penelitian yang ada lebih banyak melibatkan pria dengan jenis gangguan berupa penurunan libido, disfungi ereksi, dan gangguan ejakulasi. Penyebab disfungsi seksual sangat multifaktorial, mulai dari kerusakan otak akibat stroke, faktor psikologis, hingga pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi. Penanganan juga harus melibatkan multidisiplin ilmu dan akan berbeda antar 1 pasien dengan pasien lain. Kurangnya keberanian pasien untuk mengungkapkan keluhan seksual kepada dokter juga menjadi tantangan tersendiri dalam penanganan disfungsi seksual pasca stroke.
Disfungsi seksual lebih banyak didapatkan pasien pasien stroke dengan kerusakan otak sisi kanan, karena otak kanan banyak berperan dalam atensi dan fungsi dalam memproses emosi yang dibutuhkan dalam proses libido dan ereksi. Obat-obatan yang banyak dikonsumsi pasien pasca stroke seperti antihipertensi (beta bloker dan diuretik), antidepresan, antipsikotik, dan penenang dapat berperan menimbulkan disfungsi seksual. Penyakit dasar seperti diabetes melitus dan hipertensi, serta kebiasaan merokok selain menjadi faktor risiko terjadinya stroke, juga berperan dalam disfungsi sekual pasca stroke. Diluar semua faktor tersebut, peranan dan sikap dari pasangan (istri) juga sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pengobatan permasalahan seksual pasien.
Penanganan komprehensif harus dimulai dari identifikasi jenis masalah seksual serta dugaan penyebab masalah tersebut. Disfungsi ereksi dan ejakulasi dini merupakan 2 masalah seksual yang paling sering dikeluhkan dimana keduanya dapat disebabkan oleh multifaktor. Pilihan terapi farmakologis (obat-obatan) dan non-farmakologis yang ada sampai saat ini belum ada yang sepenuhnya efektif, karena sedikitnya data penelitian yang ada.
Baca Juga : Apakah Sesekali Mengonsumsi Alkohol Dapat Menyebabkan Stroke?
Pilihan terapi untuk disfungsi ereksi seperti obat golongan fosfodiesterasi-5 (PDE5) inhibitor seperti dildenafil dapat dipertimbangkan, namun harus atas arahan dokter, karena dapat mempengaruhi tekanan darah yang mana dapat berbahaya pada pasien pasca stroke, dan sebaiknya dimulai dengan dosis kecil. Sementara terapi ejakulasi dini dengan obat golongan serotonin selective reuptake inhibitor (SSRI) seperti sertralin juga sampai saat ini belum memiliki dasar bukti ilmiah yang cukup kuat. Terapi non-farmakologis seperti latihan otot dasar panggul dan program rehabilitasi dapat dicoba, namun juga belum memiliki bukti yang cukup untuk dijadikan sebagai pedoman terapi. Ditengah ketidakpastian, ada juga penelitian yang menyatakan bahwa disfungsi ereksi secara spontan membaik setelah 7 minggu pasca stroke. Jadi masih ada harapan perbaikan akibat neuroplastisitas/kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap kebutuhan fungsi tertentu. Maka dari itu, pasien harus terus berpikir positif dan berupaya untuk mengembalikan fungsi secara optimal demi kualitas hidup yang lebih baik.
Referensi :
- Calabro RS. Post-stroke Sexual Dysfunction in Men: Epidemiology, Diagnostic Work-up, and Treatment. Innov Clin Neurosci. 2022;19(7–9):12–16.
- Zhao S, dkk. Significant Increase of Erectile. Dysfunction in Men With Post-stroke: A Comprehensive Review. 2021. Front. Neurol. 12:671738. doi: 10.3389/fneur.2021.671738
- C. Kiekens and V.M. Young. How effective and safe are current interventions for sexual dysfunction following stroke? A Cochrane Review summary with commentary. 2022. NeuroRehabilitation 50 : 343–345
- Stratton H, dkk. Interventions for sexual dysfunction following stroke. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2020. Issue 5. Art. No.: CD011189. DOI: 10.1002/14651858.CD011189.pub2.
Terakhir Diperbaharui : 1 Juli 2024