Malformasi arteriovena atau AVM merupakan salah satu jenis kelainan pada pembuluh darah. Pembuluh darah dalam tubuh manusia terdiri atas arteri, vena, dan pembuluh darah kapiler yang menghubungkan antara arteri dan vena.
Malformasi arteriovenal adalah suatu kondisi dimana terdapat jeratan abnormal dimana arteri dan vena saling terhubung secara langsung tanpa adanya pembuluh darah kapiler yang menghubungkan mereka. AVM sendiri dapat terjadi pada seluruh pembuluh darah tubuh, namun artikel ini lebih spesifik membahas AVM yang terjadi di pembuluh darah otak.
AVM pada otak sangat jarang dimana terjadi 1 kasus per 100.000 orang per tahun. Berdasarkan penelitian, AVM lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Angka kesakitan yang dilaporkan dari pasien dengan AVM mencapai 50% dan angka kematian yang disebabkan oleh perdarahan AVM otak mencapai 15%.
Baca Juga : Berbagai Faktor Risiko Penyebab Stroke
Penyebab terjadinya AVM sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, namun teori yang banyak diterima saat ini menyatakan bahwa AVM merupakan penyakit bawaan sejak lahir. Meskipun demikian gejala yang ditimbulkan oleh AVM otak biasanya timbul saat memasuki usia dewasa muda.
Apa saja gejala AVM otak?
Gejala AVM terbagi menjadi 2 yaitu AVM yang pecah dan AVM yang belum pecah. Gejala dari AVM yang belum pecah antara lain :
- Kejang
- Nyeri kepala di lokasi adanya AVM
- Kelemahan otot dari anggota gerak tertentu
- Gangguan sensoris (rasa tebal) pada bagian tubuh tertentu
- Gangguan penglihatan
- Gangguan berbicara
- Gangguan koordinasi atau ketidakseimbangan
- Gangguan kognitif / pemahaman
Gejala dari AVM yang pecah umumnya berupa stroke perdarahan dimana gejala yang terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam otak disertai gangguan saraf sesuai dengan lokasi terjadinya perdarahan tersebut. Gejala yang dapat muncul meliputi :
- Nyeri kepala hebat
- Mual muntah
- Penurunan kesadaran
- Gangguan saraf lain sesuai dengan lokasi pecahnya AVM (kejang, kelemahan anggota gerak, dan lain-lain)
Bagaimana cara mendiagnosis AVM otak?
Ketika menemukan gejala-gejala seperti di atas, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan radiologis tambahan. Alat CT scan kepala dan MRI kepala dapat digunakan untuk melihat kelainan pada struktur anatomi dari otak.
Apabila pemeriksaan tambahan sesuai dengan gambaran AVM, dokter akan menganjurkan pemeriksaan pembuluh darah otak. Pemeriksaan pembuluh darah otak ini dapat berupa CT Angiografi, MR angiografi, dan sebagai standar baku emas dalam mendiagnosis AVM adalah menggunakan DSA (digital substraction angiography).
Baca Juga : Keunggulan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dalam Diagnosis Stroke
Apa yang dapat dilakukan apabila terdiagnosis AVM otak?
AVM otak yang tidak pecah, bergantung pada beberapa pertimbangan khusus dapat dilakukan terapi obat-obatan untuk mengurangi gejala saja. Sedangkan AVM otak yang pecah harus segera dilakukan terapi untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang.
Pilihan terapi untuk menghilangkan AVM otak adalah operasi pembedahan mikro yang secara langsung mencari lokasi AVM dan memotongnya, stereotactic radiosurgery dengan menggunakan radiasi, dan embolisasi endovaskular dengan memasukan zat ke dalam pembuluh darah yang bermasalah sehingga tidak ada darah yang dapat mengalir ke dalam AVM tersebut.
Ketiga metode ini memliki keunggulan dan kekuranganya masing-masing. Dibutuhkan pengalaman dari dokter ahli bedah saraf atau ahli neurointervensi untuk menentukan terapi mana yang dipilih berdasarkan usia pasien, jenis AVM, lokasi AVM, ukuran AVM, dan lain-lain.
Terakhir diperbaharui : 28 April 2021