Stenosis karotis adalah penyempitan arteri karotis yang berperan dalam menyuplai darah ke otak. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke, yang merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Mengingat stenosis karotis merupakan salah satu penyebab utama stroke iskemik, penting untuk mengetahui hubungan antara stenosis karotis dan risiko stroke, serta tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
Bagaimana Stenosis Karotis Menyebabkan Stroke?
Stenosis karotis terjadi ketika pembuluh darah arteri karotis mengalami penyempitan atau pengerasan akibat penumpukan plak. Plak ini terbentuk dari lemak, kolesterol, dan zat lain yang menumpuk di dinding arteri. Penyempitan ini menyebabkan aliran darah ke otak terhambat, meningkatkan risiko stroke iskemik, yaitu stroke yang disebabkan oleh penggumpalan darah.
Baca juga : Mitos dan Fakta tentang Kolesterol
Stroke iskemik terjadi ketika penggumpalan darah atau plak menghambat aliran darah ke bagian otak, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tetap hidup. Jika tidak segera ditangani, kerusakan otak yang diakibatkan oleh stroke iskemik bisa bersifat permanen, mengakibatkan kecacatan atau bahkan kematian.
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa stenosis karotis meningkatkan risiko stroke hingga dua kali lipat. Risiko stroke yang lebih tinggi ini disebabkan oleh penurunan aliran darah dan kemungkinan lepasnya fragmen plak yang kemudian menjadi emboli, atau penggumpalan darah yang berpindah ke pembuluh darah yang lebih kecil dan menyumbat aliran darah.
Mencegah Terjadinya Stroke akibat Stenosis Karotis
Untuk mencegah stroke yang disebabkan oleh stenosis karotis, beberapa tindakan pencegahan bisa diambil. Pertama, kontrol faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan arteri, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Mengelola kondisi ini dengan baik melalui gaya hidup yang sehat, seperti diet seimbang, olahraga teratur, dan pengurangan stres, dapat membantu mengurangi risiko stroke.
Kedua, bagi pasien yang telah didiagnosis dengan stenosis karotis, pengobatan mungkin diperlukan untuk mencegah stroke. Pilihan pengobatan mencakup penggunaan obat-obatan untuk mengencerkan darah dan mengurangi peradangan, serta prosedur bedah seperti endarterektomi karotis atau angioplasti karotis yang bertujuan untuk membersihkan arteri dari plak dan melebarkannya.
Pasien dengan stenosis karotis seringkali datang dengan gejala serangan stroke sementara atau transient ischemic attack. Segera berkonsultasi dengan dokter apabila mendapatkan gejala tersebut akan membantu dalam mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Dengan penanganan yang cepat, risiko stroke akibat stenosis karotis dapat dikurangi secara signifikan.
Ketiga, edukasi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko atau riwayat keluarga dengan stenosis karotis atau stroke. Dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan skrining seperti ultrasonografi leher atau pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu mengidentifikasi masalah sebelum menjadi lebih serius dan memberikan kesempatan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Baca juga : Pentingnya Pemeriksaan Ultrasonografi untuk Kesehatan Pembuluh Darah Leher
Kerjasama antara pasien, keluarga, dan tenaga medis sangat penting untuk mengurangi risiko stroke akibat stenosis karotis. Pasien harus mematuhi saran dan rencana pengobatan yang diberikan oleh dokter, serta menjalani perawatan yang dianjurkan untuk mengontrol faktor risiko yang mendasarinya. Dengan mengendalikan faktor risiko, menjalani pemeriksaan rutin, dan menjalani pengobatan yang tepat jika diperlukan, risiko stroke dapat diminimalkan. Keluarga dapat membantu dengan memberikan dukungan emosional dan memastikan bahwa pasien mengikuti gaya hidup sehat.
Terakhir diperbaharui : 16 Januari 2023
[…] Mengungkap Hubungan Antara Stenosis Karotis dan Risiko Stroke […]
[…] Mengungkap Hubungan Antara Stenosis Karotis dan Risiko Stroke […]