Stroke atau serangan otak merupakan penyebab utama disabilitas, serta penyebab kematian nomor dua di dunia. Di seluruh dunia, satu dari enam orang dikatakan akan mengalami stroke dalam hidupnya.
Lebih dari 13,7 juta orang mengalami stroke setiap tahunnya, dan 5,8 juta orang per tahun meninggal sebagai akibatnya. Sekitar 80% kejadian stroke adalah stroke iskemik akibat penyumbatan pembuluh darah otak, dan sisanya adalah stroke perdarahan.
Ulasan ini akan membahas lebih dalam mengenai tatalaksana stroke iskemik, khususnya pada tahap hiperakut dan akut.
Baca Juga : Mengungkap Hubungan Antara Stenosis Karotis dan Risiko Stroke
Trombolisis Intravena
Hingga saat ini, satu-satunya pengobatan yang terbukti meningkatkan hasil luaran klinis pada pasien stroke iskemik akut adalah obat penghancur bekuan penyumbat yang disebut obat trombolisis recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA).
Obat ini diberikan melalui intravena dalam waktu paling lambat 4,5 jam sejak dimulainya gejala stroke pada pasien. Jika diberikan lebih dari waktu yang ditentukan, kemungkinan terjadinya perdarahan otak akan semakin meningkat.
Terapi rt-PA terbukti aman dan efektif bila diberikan dalam waktu dan kondisi yang tepat. Dalam pelaksanaannya, banyak faktor yang mengakibatkan terapi ini sulit dilakukan pada pasien. Kurangnya edukasi menyebabkan sebagian besar pasien datang terlambat ke pelayanan kesehatan.
Beberapa kondisi lain juga mengakibatkan terapi ini tidak bisa diberikan. Misalnya pada pasien dengan riwayat mengonsumsi rutin obat pengencer darah yang kuat, hanya sejumlah kecil pasien stroke yang dapat menerima terapi rt-PA tersebut.
Efektivitas rt-PA juga sangat terbatas pada pasien stroke dengan penyumbatan pembuluh darah besar otak. Dengan kemungkinan hanya 10-25% sumbatan yang dapat dibuka oleh terapi trombolisis intravena.
Pada pasien dengan jenis stroke seperti ini, terapi yang dipilih adalah trombektomi mekanis yang sejak tahun 2015 telah terbukti efektif dan aman.
Trombektomi Mekanis
Trombektomi mekanis adalah suatu prosedur invasif minimal di mana sumbatan pada pembuluh darah besar otak dikeluarkan menggunakan alat mekanik untuk memulihkan aliran darah otak.
Tindakan ini menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar pada pangkal paha, kemudian diarahkan menuju sumbatan pembuluh darah yang menyebabkan stroke. Alat mekanik yang digunakan adalah kateter aspirasi dan stent retriever.
Kateter aspirasi merupakan kateter yang lentur dengan diameter dalam yang lebih besar. Alat ini ditempatkan tepat di depan bekuan darah, sedangkan bagian ujung luar alat ini dihubungkan dengan mesin pompa hisap. Dengan daya hisap yang dimiliki oleh mesin, bekuan darah akan diaspirasi terus hingga masuk ke dalam kateter kemudian dikeluarkan.
Baca Juga : Peran Digital Substraction Angiography pada Stroke
Stent retriever adalah jaring kawat berbentuk tabung yang dapat mengembang di dalam pembuluh darah. Alat ini diantarkan menuju bekuan penyumbat menggunakan kateter pengantar. Pada posisi yang tepat, stent retriever dikembangkan untuk menangkap bekuan penyumbat kemudian ditarik perlahan hingga keluar dari tubuh pasien.
Berdasarkan pemilihan kondisi serta pencitraan otak khusus tertentu, prosedur trombektomi mekanis ini terbukti aman dan efektif jika dikerjakan paling lambat 24 jam sejak gejala stroke muncul.
Sama halnya dengan rt-TPA yang tidak boleh dikerjakan lebih dari 4,5 jam, terapi trombektomi mekanis juga berisiko menyebabkan perdarahan otak jika melebihi standar waktu yang telah ditentukan.
Terakhir Diperbaharui : 5 Agustus 2024
[…] Pilihan Terapi pada Stroke Iskemik Akut […]