Apabila seseorang terdiagnosa menderita aneurisma otak, tentunya ini merupakan kondisi yang menakutkan. Pecahnya aneurisma otak memiliki konsekuensi perubahan pada hidup penderita. Akan tetapi apabila berhasil ditangani lebih awal, peluang untuk sembuh total adalah sangat baik.
Tujuan utama terapi aneurisma otak adalah obliterasi total untuk mengurangi risiko perdarahan berulang. Pilihan terapi yang populer di Indonesia adalah dengan melakukan pembedahan clipping atau endovascular coiling.
Apa Itu Prosedur Endovascular Coiling?
Endovascular coiling adalah suatu teknik invasif minimal untuk mencegah perdarahan berulang pada aneurisma otak. Terapi ini pertama kali dilakukan pada awal tahun 90-an di Amerika Serikat. Seiring dengan perkembangan jaman, penelitian menunjukkan bahwa prosedur endovascular coiling tidak lebih inferior dibandingkan dengan clipping dalam pengobatan aneurisma otak.
Berbeda dengan clipping yang membutuhkan pembedahan pada tempurung kepala, prosedur endovascular coiling hanya membutuhkan sayatan kecil pada paha atau tangan. Prosedur ini dilakukan di ruangan khusus bernama cathlab. Tindakan ini dilakukan oleh dokter neurointervensi yang sudah menjalani pelatihan prosedur endovascular.
Baca juga : Hati-hati Bahaya Komplikasi Akibat Aneurisma Otak
Bagaimana Prosedur Endovascular Coiling Dilakukan?
Walaupun merupakan tindakan minimal invasif endovascular coiling merupakan prosedur yang kompleks. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi saat tindakan, pasien akan ditidurkan dengan anastesi umum.
Dokter neurointervensi akan melakukan sayatan kecil pada paha penderita. Kemudian dokter akan memasukkan tabung plastik berongga (kateter) ke dalam pembuluh darah paha. Dengan bantuan sinar radiasi, kateter ini kemudian akan diarahkan menuju pembuluh darah otak.
Ketika kateter telah mencapai lokasi aneurisma otak, dokter akan memasukkan kawat coil ke dalam aneurisma. Kawat ini akan terus dimampatkan sehingga berbentuk melingkar dan memenuhi kantong aneurisma. Dengan penuhnya ruang dalam kantong, aliran darah tidak dapat mengalir ke dalam aneurisma sehingga risiko perdarahan ulang dapat dicegah.
Kawat coil ini akan menetap di dalam kantong aneurisma. Selang beberapa waktu darah akan menempel dan membentuk proses trombosis. Dengan terjadinya proses trombosis, selang beberapa waktu diharapkan aneurisma akan mengecil sehingga mengurangi gejala pada pasien.
Bagaimana Keunggulan dan Kekurangan Prosedur Endovascular Coiling?
Keunggulan :
- Minimal invasif, tidak perlu melakukan pembedahan pada tempurung kepala
- Prognosis yang lebih baik pada penderita lanjut usia
- Prognosis lebih baik pada kasus-kasus aneurisma pembuluh darah otak belakang
- Risiko yang lebih rendah untuk terjadinya gangguan kognitif dan kejang
- Waktu perawatan di rumah sakit yang lebih singkat
Kekurangan :
- Membutuhkan peralatan khusus dan canggih
- Harga prosedur yang lebih mahal
- Angka kekambuhan dan perdarahan berulang yang relatif sedikit lebih tinggi
Baca juga : Dampak Aneurisma Otak Terhadap Kualitas Hidup Pasien
Kapan Sebaiknya Dilakukan Prosedur Endovascular Coiling?
Jika terjadi sudah terjadi perdarahan subaraknoid akibat pecahnya aneurisma otak, endovascular coiling harus segera dilakukan. Dengan semakin cepat prosedur dilakukan, maka risiko perdarahan berulang akan menurun.
Jika anda terdiagnosa aneurisma otak yang belum ruptur, maka dokter memerlukan beberapa pertimbangan untuk melakukan prosedur. Beberapa hal yang dipertimbangkan meliputi : umur pasien, lokasi, bentuk, serta ukuran aneurisma, dan riwayat aneurisma otak pada keluarga.
Terakhir diperbaharui : 28 Januari 2021
[…] Baca juga: Prosedur Endovascular Coiling pada Aneurisma Otak […]